Thursday, November 13, 2008

bapak menangis untukku

Semua itu terjadi ketika aku duduk di bangku SMP, usiaku masih 13 tahun. Aku termasuk anak yang sangat aktif dalam berorganisasi dan segala macam kegiatan, dari les fisika, les matematika, prifat bahasa Inggris, dan masih banyak lagi.

Hampir setiap hari dalam satu minggu aku melalui segala kegiatan, dan itu artinya..aku jarang dirumah. Segala kegiatan sangat menyenangkan bagiku, aalagi waktu itu aku tengah menyukai seseorang [disitulah cinta pertama yang kata orang cinta monyet dimulai] yang selalu bersamaku [karena dia adalah temanku]. tapi bukan itu yang ingin aku ceritakan.

Begitu banyak kegiatan, meki hati senang..namun ternyata tubuh dan jiwaku tidak sanggup menopang rasa lelah yang sudah sangat berada dipuncak.

pagi itu, aku ingat..nafasku sesak sekali...dengan tubuh yang sempuyungan, aku mendekati bapak dan mengatakan apa yang aku rasakan. dengan sigap bapak mengganti bajunya dan mengantarkanku ke dokter di klinik 24 jam.
"sesak nafas?"tanya dokter
"ya"
"lama kelamaan, ini bisa menyebabkan seluruh badan menjadi kaku!"
tak lama setelah dokter mengatakan hal itu, seluruh tubuhku secara otomatis langsung kaku. amat kaku. seperti boneka yang kehabisan baterai.

Dengan cepat bapak membawaku ke RS terdekat, saat itu aku benar-benar tidak bisa berbuat apapun. UGD pun langsung kukunjungi, tentunya dengan tubuh yang sudah tak dapat digerakkan lagi. meski mata ku tidak dapat melihat dengan jelas karena sesak nafas yang amat dahsyat [apa ada hubungannya dri nafas ke mata?] aku tau bahwa mereka para perawat dan dokter yang ahli sedang sangat sibuk menempelkan beberapa alat ditubuhku. alat yang kukenal hanya tabung oksigen yang besar dan jarum infus yg siap menusuk lengan mungilku. dan aku hanya berkata dalam hati "Tuhan, aku sudah tidak sanggup!"

Dengan tubuh yang sangat lemas tak berdaya, mata yang sudah semakin tidak jelas, aku memaksakan diri melihat keadaan bapak.
ternyata bapak tengah menangis
dan berdoa
aku ingat doa itu
"Tuhan.. sembuhkan anakku!"
bapak menangis..
tangisan yang sangat tulus dari seorang ayah untuk anaknya. dan hal itu membuatku berusaha untuk sembuh.

setelah melihat bapak tercinta tengah menangis, aku tidak tahu apalagi yang terjadi. semuanya gelap dan sangat gellaaaaaap...[lebay].

beberapa jam kemudian, aku memaksa untuk membuka kedua mataku. dan ternyata aku sudah ada di kamar RS, bersama bapak. Tuhan masih sangat mencintaiku, karena Dia masih membiarkanku bertemu dan memegang tangan bapak tercinta. Meski tubuh ini masih sangat rentan, tapi aku sudah sangat senang karena masih bersama bapak. Bapak yang sangat tulus mendorongkan kursi rodaku kala itu, membuatku yakin bahwa bapak sangat menyayangiku.

Aku tidak ingin melihat tangisan kepedihan itu lagi di wajah bapak, yang aku inginkan adalah melihat tangisan bahagia karena bangga padaku.

2 comments:

Vani Triani Sudarto said...

inget ga na..
waktu na sakit di rumah sakit itu, ni jg sakit.mama sama bapa bagi tugas buat ngasuh kita bedua. mama di rumah ngasuh ni, bapa ngasuh na. tp besoknya, waktu ni denger na uda baikan. mendadak badan ni juga jadi sehatan.jadi kaya ada kontak batin gitu yah..hehe

Vina T. Sudarto said...

hahaha..
yayayyaa
bener
inget