Mimpinya.. ya.. sekarang mimpi itu lagi... memimpikan dirinya..
Mimpi yang berhasil memecahkan tidur dan hening malam hingga tetes mata mengalir perlahan-lahan serta derap tahan suara tangis agar teteh tidak terbangun.
***
Aku dan beberapa teman pria yg dikenal sejak SMP berjalan berjajar menuju sebuah tempat makan di ujung jalan. Kemeja putih, blazer hitam, dan celana bahan hitam ala eksekutif muda menjadi kostum kami dalam panggung mimpi itu.
"Kita mau ngapain?" tanyaku dan tak ada seorang pun yang menjawabnya.
Sebuah tempat makan di pinggir stasiun dan tepat di pertigaan jalan pun menjadi pilihan makan kami. Stasiun itu sangat tuaa... semua besinya terlihat mengarat dan gelap. Hampir seluruh dinding berwarna putih menjadi hitam pekat terkena asap uap kereta api ala tempoe doeloe. Gerbang stasiun digembok oleh rantai tebal dan gembok luar biasa besar, pertanda bahwa stasiun itu memang sudah tidak bisa digunakan lagi.
Satu per satu teman-teman mengambil nasi dan lauk, duduk berjejer layaknya makan di trotoar kaki lima. Tapi satu kawan, Dani, tidak ikut bersama dengan yang lain.. Ia jalan.. menuju ke peron stasiun.
Kuamati Dani.. terlihat dia tengah menghampiri seseorang yang juga mengenakan pakaian sama dengan kami. Pekat kuteliti.. pria itu.. rasanya aku kenal. Kupelik.. terus.. dalam demi dalam.. Ia.. tepat.. benar.. dia
"Tapi.. bukannya dia udah meninggal? Apa ia meninggal disini? BUKAN!! Ia kecelakaan.. bukan disini.. trus.. kenapa disini"
"Aaaarrgghhh Aaaaa YUDA!!!!" teriakku kencang dalam hati
Aku berjalan cepat menuju pintu dimana Dani memasuki stasiun... Kutunjukkan tubuh pada dua pria itu.. Dani pun terlihat panik, dengan sigap ia langsung menyebrang rel dan menghampiriku..
"Knapaa, Na?" tanyanya
"Dani ngobrol sama siapa?" mataku terus melihat ke pria yang melambaikan tangannya sambil tersenyum manis padaku dan bibir bergerak seolah mengatakan VINA dari sebrang peron itu.
"Gak Na. Yuk makan yuk!!"
"Itu A Yuda Dan!!" kataku berteriak.. sambil mencoba menyeberang rel .. dan.. tangan Dani sigap memegang erat tanganku.
Aku melihat wajahnya yg seolah berkata "Jangan kesana"
Dengan cepat kereta uap melaju dari arah kanan "bukankah gerbangnya terkunci?" kataku heran. Aku melihat ke arah kiri dimana gerbang terkunci rapat.. dan ternyata gerbang terbuka lebar. "Ada apa ini?" tanyaku lagi. "Aaaaa.."aku berteriak memanggil dirinya yang di seberang peron.. kutundukkan kepala.. "A, I miss you"
Kereta pun berlalu, tak ada lagi dirinya disana. Ia menghilang.
TAPI... sesosok pria berpipi cabi, dan rambut agak rancung ala anak punk datang mengagetkanku "Baaa.."
"aaaaa.. Daaan!!!" teriakku sambil memegang erat tangan Dani tadi. Dan memejamkan mata.
dan lalu pria itu pun berlalu.
***
Aku terbangun..
Aku hanya bermimpi..
Aku hanya bermimpi.. Mimpi yang hanya akan jadi impian utk bertemu lagi dengan dia yang sangat kusia-siakan.
No comments:
Post a Comment