Saturday, June 19, 2010

4 Juni 2010

A, kau tahukan kalau aku sangat bahagia ketika ia menelepon?

Setiap kata yang ia ucapkan, aku memang benar-benar membayangkan dirinya adalah dirinya, bukan dirimu. Tapi setelah acara telepon –teleponan itu selesai, aku baru sadar bahwa ternyata dari tadi aku telah berpikir bahwa yang meneleponku adalah dirimu. Dirimu yang tidak pernah sempat kumiliki seutuhnya.

4 Juni 2010 ini, pukul 5.06 sore dari satu jam yang lalu, Dia telepon. Tapi kali ini, bukan hanya obrolan tentang “siapa dirinya” dan “siapa diriku” yang terlontar. Kali ini, ia menyanyikan banyak lagu untukku. Karena kusayang kamu – digta, rindu setengah mati – d’masiv, heaven-dj sammy, jawab – armada, dan rintang – armada. Dan semuanya terdengar begitu indah. Jadi teringat malam di beberapa tahun yang lalu.
___

Waktu itu, kita sedang duduk – nongkrong di pinggir jalan, diatas motor. Berkumpul bersama teman-teman akrabmu yang juga sedikit cukup akrab denganku. Tapi, tak banyak kata yang kukeluarkan dengan mereka, kau tahukan kalau aku ini pemalu, A? ya. Jadi kalau lagi kumpul, pasti aku selalu merasa kalau kaulah satu-satunya temanku dan tidak boleh meninggalkan ku sendiri.
Tapi malam itu, tiba-tiba kau pergi.
“Bentar ya Na”
“Jangan lama-lama”
“sebentar aja kok”

Kau pergi ke balik punggungku, mungkin kau mau ngerokok itu pikirku. Meski aku tidak tahu apa yang kau lakukan saat itu, tapi yang jelas kau cukup membuatku menunggu dan merasa cemas. Aku kan merasa tidak ada teman, A. tidak ada teman selain dirimu.
Tapi tiba-tiba, ketika mata ini mencoba tidak memperdulikan dimana dirimu, mencoba untuk mencari topic pembicaraan apa yang pas untuk dapat berbicara dengan teman-teman gaulmu, kau datang. Dengan sebuah gitar di tanganmu. Gitar acoustic berwarna coklat itu, kau mainkan, sungguh cantik berjuta melodi itu, A.

“Seandainya.. kau ada disini denganku, ..” lagu itu, Karena Kusayang Kamu – dygta.

___

Lagu yang sama dengan salah satu lagu yang dinyanyikan Dia sore ini. Aku ingin mencintainya A. mencintainya dengan sepenuh hati, tanpa selalu menyamakan dirinya dengan didrimu. Karena kalian berbeda. Dan aku tahu hal itu. Akan sangat menyakitkan jika ia tahu bahwa setiap kali aku mendengar suaranya, aku selalu menyamakan dirinya dengan dirimu. Itu gak adil untuk dia.

Dan akhirnya, kuputuskan untuk terus coba mencintai dirinya yang sesungguhnya, bukan karena ada sifatmu di dalam dirinya.

+++
it was what I wrote.. then now, I have a big decision, which is let him go.

No comments: