Thursday, June 17, 2010

MY QUESTION IS.. (marah)


‘yang penting tahu kalau dia sayang aku, dan aku sayang dia’ apakah hal itu lebih penting daripada status pacaran yang sesungguhnya?


Sekitar tiga tahun lalu, seorang teman di suatu malam sempat mengatakan padaku “Na, yang penting na tahu kalo aku sayang Na dan aku juga tahu kalo Na sayang aku. Itu udah cukup. Gak usah pacaran-pacaran. Pacaran itu Cuma status”. And I agreed with that argument. ‘toh dalam islam gak ada pacaran, bener juga apa yang dia bilang ya’ it was what I thought about. Then, u know what? Ternyata argument itu Cuma buat dia menjadi jauh lebih ringan melakukan segalanya. It mean, ketika dia jalan dengan perempuan lain, aku gak bisa marah. Aku gak bisa menuntut untuk dia setia, karena gak ada ikatan diantara kami. Hubungan Tanpa Status atau HTS yang terjadi diantara kami. menderitakah aku? Ya. Sangat. Aku menjadi tersiksa. Konflik batin yang luar biasa terjadi dalam diriku. Dan tidak ada seorang pun yang mendengarkannya, hingga aku terperosok ke dalam sebuah jurang kegelapan. Dan Mama mengulurkan tangannya agar aku kembali.


Semenjak saat itulah aku tidak ingin tersangkut dalam hubungan tanpa status lagi.
Hingga akhirnya, tidak lama semenjak pernyataan dari pria tampan itu. Aku memutuskan untuk bangkit dan melupakan segala hal tentang dirinya. Dan mulai menjalin hubungan dengan seorang pria dua tahun semenjak peristiwa ‘status tak penting’ itu. aku menjadi jauh lebih leluasa untuk marah pada pacarku jika ia bercanda atau jalan berdua dengan gadis lain. Tapi tahu apa yang terjadi? Ternyata aku tidak menyayanginya sepenuh hati. Aku hanya membutuhkannya hingga akhirnya aku mencintainya. Padahal, bagiku yang terbaik adalah aku mencintainya untuk itu aku membutuhkannya. And for second time, it did not work. ‘status pacaran’pun tak ada artinya jika tanpa rasa sayang. Mungkin ia tidak tahu bahwa aku menyayanginya. Dan aku pun tidak merasakan rasa sayang itu darinya.


Tapi saat ini, empat tahun semenjak tragedy ‘status tidak penting’ dan dua tahun setelah pose dimana ‘status itu penting’ aku mulai berpikir, bahwa kedua hal itu sama pentingnya. Akan lebih nikmat jika menjalani hubungan dalam status pacaran dan aku tahu bahwa ia menyayangiku dan begitu juga dirinya, tahu bahwa aku menyayanginya. Tapi malam dimana seorang pria yang baru pertama kali kukenal, mengatakan sayang padaku.. membuatku ingin menuntut sebuah status jelas. Karena bagiku, kedua hal itu penting. Namun, keinginan itu terpental kembali setelah ia mengatakan “toh kita masih biasa aja”. Jadi, pada intinya.. aku harus meninggalkannya sesegera mungkin. Atau, ia harus memperjelas segalanya. mungkin terdengar seperti mengemis, tapi aku bukanlah pengemis..maka dari itu, aku memutuskan untuk pergi.

3 comments:

Fatma Rosi said...

legalitas itu penting na!!
bun dukung na
:)

Vina T. Sudarto said...

ia BUUUNN.. heheh..thx ya cantiiik

Fatma Rosi said...

jangan pernah mau dibiarkan dalam diam..

menentukan tujuan yang jelas harus diiringi dengan JALAN yang jelas juga!!!!

oke..oke..okee