Bagiku, dan bagi semua teman-teman asrama pf 2009 ini, kejadian pada Selasa 28 September 2010 dini hari adalah hal yang sangat janggal.
Dari mulai semua penghuni yang tiba-tiba mengantuk dan mulai menyepikan rumah sebelum jam 12. Menyisakan hanya beberapa teman-teman yang setelah pukul 12. Dan semuanya, tertidur dengan Lelap.
Aku, mungkin salah satu dari mereka yang tertidur setelah pukul 12.. karena asyik dengan lepi dan tulisan tentang Leida dan Lingga - dua insan yang saling mencintai, tapi bukan itu yang ingin aku ceritakan.
Handphone, nokia 5800 express music itu milikku, baru kuperpanjang garansinya dengan biaya 200rb, mungkin bagi sebagian orang, itu tidak mahal.. tapi bagiku, uang segitu adalah jatah makan ¾ bulan. Dan kalau ilang, ya, kurangi jatah makan di bagian bulan itu. Sebelum tertidur pulas, aku melihat tepat jam 00.05 atau 01.05, aku memang lemah dalam memingat kadang, jadi, aku lupa tepatnya pukul berapa. Setelahnya, aku menaruh handphone itu, tepat di sisi kepala atau bahuku, aku harap, ia akan membangunkanku kala subuh dan bergegas ke kampus.
Tak kurasakan ada keributan sedikitpun orang yang membuka pintu, melewati wajah untuk mengambil handphone nokia asku, dan melewati kaki untuk mengambil handphone esia ku. Bahkan, laptop yang berguncang pun, tak membangunkanku. Tak ada suara yang membangunkan aku dan teman sekamarku, kami semua pulas tertidur.
Aku melihat semua gelap, hitam, kelam, itu artinya.. saat tidur, aku tidak bermimpi.. jadi, kesempatan untuk keluar kamar dan masuk lagi lalu tidak mengunci pintu sangat kecil. Kraena aku tidak bermimpi. Hanya saja, dalam gelap yang terlihat, aku melihat ada pantat lebah mendarat perlahan-lahan di jidatku, kulihatkan dengan seksama bentuknya.. dan disitulah aku dengar Ruthi berteriak “handphone uthi ilang.. laptop uthi juga ilaaang” dan ternyata kamarku kemasukan maling LAGI.
Aku terbangun, membangunkan kamar enam – kamar ismi, dan teman-teman langsung berkumpul di tengah – diantara setiap lemari. Memastikan bahwa lemarinya baik-baik saja.
Pintu teras belakang atas, terbuka, selot yang biasa kututupkan tidak terkunci, terbuka begitu saja. Aku yakin, aku sudah menguncinya. Notes dan flashdisc sengaja ditinggalkan di bawah jemuran dengan sangat rapi. Kunci pintu utama diletakkan dekat televisi oleh Ismi, berpindah malah agak menjauh.
ANEHKAN??.. jelas, pelakunya orang dalam. Hanya tinggal menunggunya mengaku. Sofwan bilang, seseorang punya batasan untuk terus menahan rasa bersalahnya. Tapi jika ia terus tahan hingga meninggal, maka Tuhan yang akan membalas semuanya. karena sesungguhnya, aku tidak mengampuninya di dunia ini. :O
2 comments:
semangat vinaaaaa.,., positif thinking aja., klo ada yg hilang nanti di ganti dg yg lebih bagus lagi., amin.,.
sabar sayaang .. coba ngaku yaa orang itu . ckckckk
Post a Comment