"S2 dulu, atau nikah dulu?"
Pertanyaan itu diajukan oleh Kak Fira - teman akrabku di Forum Indonesia Muda, kepada Ibu Uum - Kakak Bunda Tatty, selaku Bunda kami di Forum Indonesia Muda. Pertanyaan itu sesungguhnya adalah pertanyaan yang sam dengan yg ada di benakku. Hanya saja, aku tidak cukup ingat untuk menanyakannya di malam tanggal 20 Agustus itu, malam yg tepat.. karena kami memang tengah membicarakan hal-hal yang berbau pacaran, pernikahan, dan bagaimana mendidik seorang anak.
"S2 untuk apa?" tanya balik IBu Uum pada Kak Fira. Aku lupa jawaban Kak Fira apa, tapi yang aku ingat adalah jawaban yang dilontarkan oleh hatiku "Belajar dan sukses" hanya dua kata itu. Namun akhirnya, hatiku yang lain bertanya lagi "Belajar apa? Sukses untuk apa?" tapi tak jua kutemukan jawaban yang pas.
Kupalingkan diriku dari dilema hati, dan kembali menyimak apa yang akan dikatakan oleh Ibu Uum "Wanita itu cerdas utk anaknya kelak, karena wanita adalah Ibu kehidupan yang akan menciptakan pemimpin - pemimpin bangsa yang baru dan cerdas" dan jawaban itu, menutup pertanyaan-pertanyaanku.
Aku rasa, dan mungkin kalian pun merasa bahwa apa yang dikatakan Ibu Uum itu memang benar. Seorang, dua orang, atau tiga orang, atau bahkan lebih, akan lahir dari rahim ini, karena aku adalah seorang wanita. Jika cita-citaku adalah kuliah hingga s3 dan mengenyampingkan pernikahan, bagaimana aku bisa melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa masa depan yang cerdas dan soleh? Astagfirullah, selama ini yang aku pikirkan hanyalah, "ingin sekolah, kerja dan mencari uang sbanyak mungkin, lalu lanjut hingga S3" tapi ketika ditanya "untuk apa?" aku sendiri malah kebingungan akan tujuan dari tujuan hidupku itu.
Astagfirullah, aku terlalu sibuk memikirkan urusan duniawi, hingga lupa memikirkan untuk melaksanakan ibadah yang diperintahkan oleh Allah, menikah ^^ Subhanallah, betapa indahnya ketika aku dipertemukan dengan jodohku dan langsung menikah. Pegangan tangan dan jalan berdua pun sudah menjadi halal. Dan aku memang sempat berpikir untuk menikah muda. Dan Ya, aku akan menikah. Aku ingin menikah. Dan lamunan serta pikiran hal itu lah yang kadang membuatku tersenyum kala sedang sendiri. Jadi membayangkan #eaaa.
Tapi, pikiranku ini malah berpikir lagi "setelah menikah, aku gak mau punya anak dulu kalo belum punya mobil" alasannya karena aku gak mau sama seperti mereka yang mengajak bayinya naik motor, kehujanan, kepanasan, kedebu-an, aku tidak mau.
Astagfirullah, tapi siapa yang tahu apa yang direncanakan olehNYa? Bagaimana jika aku merencanakan hal demikian, dan Allah malah tidak memberiku rejeki yang banyak hingga aku dan suamiku nanti tidak bisa beli mobil, dan aku pun tidak punya anak? GAGAL dong keinginanku untuk berkontribusi menciptakan pemimpin baru yang soleh dan cerdas? Naudzubillahimindzalik.
Dengan begitu, kodratku sebagai wanita selaku ibu kehidupan akan terjalani dengan baik. InsyaAllah aku akan berusaha. Dan untuk menjalaninya, aku tidak bisa sendiri, aku membutuhkan seorang imam yang akan membimbingku di dunia dan akhirat, menuju ke ridhoanNya. Bukankah kita diciptakan berpasangan, kawan? Sehingga pasti ada hal yang tidak ada di diriku yang akan dilengkapi oleh teman hidupku nantinya.
Amin Ya Robbal'aalamiin.
"S2 untuk apa?" tanya balik IBu Uum pada Kak Fira. Aku lupa jawaban Kak Fira apa, tapi yang aku ingat adalah jawaban yang dilontarkan oleh hatiku "Belajar dan sukses" hanya dua kata itu. Namun akhirnya, hatiku yang lain bertanya lagi "Belajar apa? Sukses untuk apa?" tapi tak jua kutemukan jawaban yang pas.
Kupalingkan diriku dari dilema hati, dan kembali menyimak apa yang akan dikatakan oleh Ibu Uum "Wanita itu cerdas utk anaknya kelak, karena wanita adalah Ibu kehidupan yang akan menciptakan pemimpin - pemimpin bangsa yang baru dan cerdas" dan jawaban itu, menutup pertanyaan-pertanyaanku.
Aku rasa, dan mungkin kalian pun merasa bahwa apa yang dikatakan Ibu Uum itu memang benar. Seorang, dua orang, atau tiga orang, atau bahkan lebih, akan lahir dari rahim ini, karena aku adalah seorang wanita. Jika cita-citaku adalah kuliah hingga s3 dan mengenyampingkan pernikahan, bagaimana aku bisa melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa masa depan yang cerdas dan soleh? Astagfirullah, selama ini yang aku pikirkan hanyalah, "ingin sekolah, kerja dan mencari uang sbanyak mungkin, lalu lanjut hingga S3" tapi ketika ditanya "untuk apa?" aku sendiri malah kebingungan akan tujuan dari tujuan hidupku itu.
Astagfirullah, aku terlalu sibuk memikirkan urusan duniawi, hingga lupa memikirkan untuk melaksanakan ibadah yang diperintahkan oleh Allah, menikah ^^ Subhanallah, betapa indahnya ketika aku dipertemukan dengan jodohku dan langsung menikah. Pegangan tangan dan jalan berdua pun sudah menjadi halal. Dan aku memang sempat berpikir untuk menikah muda. Dan Ya, aku akan menikah. Aku ingin menikah. Dan lamunan serta pikiran hal itu lah yang kadang membuatku tersenyum kala sedang sendiri. Jadi membayangkan #eaaa.
Tapi, pikiranku ini malah berpikir lagi "setelah menikah, aku gak mau punya anak dulu kalo belum punya mobil" alasannya karena aku gak mau sama seperti mereka yang mengajak bayinya naik motor, kehujanan, kepanasan, kedebu-an, aku tidak mau.
Astagfirullah, tapi siapa yang tahu apa yang direncanakan olehNYa? Bagaimana jika aku merencanakan hal demikian, dan Allah malah tidak memberiku rejeki yang banyak hingga aku dan suamiku nanti tidak bisa beli mobil, dan aku pun tidak punya anak? GAGAL dong keinginanku untuk berkontribusi menciptakan pemimpin baru yang soleh dan cerdas? Naudzubillahimindzalik.
Akhirnya, aku membulatkan tekad, bahwa akan menikah, memiliki anak, dan mendidik anakku sepenuhnya. Agar kelak, anakku menjadi anak yang soleh, dan pemimpin yang cerdas. Bisa membantu yang lemah, menghapus kejahatan, dan menegakkan nilai-nilai agama. InsyaAllah.
Dengan begitu, kodratku sebagai wanita selaku ibu kehidupan akan terjalani dengan baik. InsyaAllah aku akan berusaha. Dan untuk menjalaninya, aku tidak bisa sendiri, aku membutuhkan seorang imam yang akan membimbingku di dunia dan akhirat, menuju ke ridhoanNya. Bukankah kita diciptakan berpasangan, kawan? Sehingga pasti ada hal yang tidak ada di diriku yang akan dilengkapi oleh teman hidupku nantinya.
Amin Ya Robbal'aalamiin.
No comments:
Post a Comment