Well, hm.. pria ini.. aku temui ketika Praktek Kerja Lapangan di sebuah perusahaan negara di Kota Bandung. Obrolan sederhana terjadi antara kami, dan aku pun tidak pernah memerhatikan dirinya sedikit pun. Bagiku, dia Bapak-bapak, sudah menikah, beristri, dan akan punya anak. THAT's iT!
Hm.. aku punya no. Hpnya, tapi ya.. sebatas gitu aja. Gengsi untuk sms duluan jauh lebih besar ketimbang rasa pengen sms! jadi, ya... gak sms.! Tapi entah gimana ceritanya, ajakannya utnuk menonton sebuah pertunjukan di Taman Ismail Marzuki tiga minggu yang lalu itu, menjadi awal kami memulai pertemanan.
Perjumpaan itu, bermula ketika DIA MEMUTUSKAN untuk bertemu denganku di Gramedia Matraman pukul lima sore, dan AKU DATANG! Padahal itu kan jauh.. tapi entahlah.. kenapa aku datang juga aku gak tahu. Penantian akan dirinya pun terjadi, buku demi buku kupandang, sambil kupertimbangkan untuk dibeli. Aku tidak mau sms dirinya kala itu, gengsi lagi-lagi menjadi prioritas utama. Tapi, tiga puluh menit bukan waktu yang sebentar untukku menunggunya. Dengan berat hati, aku mengirimkan pesan dan ,, pukul enam ia pun datang! ENAM PULUH MENIT PERTAMA ia membuatku menunggu. "Lama ya nunggunya?" "Lumayan dari jam lima, Mas!" diam, ia tidak mengatakan apa-apa lagi, tapi langsung mencari-cari buku! "Naik apa ke TIM?" tanyanya "aku gak tau" jawabku singkat. Ia hentikan dengan sigap bajaj BBG, dan memintaku untuk naik.. perjlanan hingga ke TIM pun dimulai. Aku dan dia, masih kaku . Tak banyak hal yang kami bicarakan. Tapi selalu ada hal-hal baru yang kuketahui darinya. MENAIKI BAJAJ BBG PERTAMA KALINYA adalah pengalaman penting bagiku, dan pertanyaannya adalah "Kenapa harus sama dia?" huh.. bukankah sesuatu yang indah akan sulit dilupakan? Dan aku malas saja kalau harus kesulitan melupakannya. Pukul sebelas, pertunjukan usai. Dan, "Naik taksi aja yuk!" "BLOK M YA PA!" katanya pada supir taksi. Untuk kedua kalinya dia bahkan tidak menanyakan pendapatku. Blok M ttup, dan kami pun langsung melaju ke seven-eleven mampang. Pukul 1.15 pagi,a ku antarkan ia ke travel. PERTEMUAN 1 BERAKHIR.
Minggu selanjutnya, kami memutuskan utk pergi ke salihara, hanya saja..untuk kali ini, ia yang kubiarkan menunggu beberapa menit di seven eleven Mampang. "Ke pameran kelautan dulu ya di JCC" untuk KETIGA KALINYA IA TIDAK MEMINTA PENDAPATKU. "oke". Setelah nafsu pamerannya tersalurkan, salihara menjadi tempat terakhir kami akan menikmati malam. Tapi ternyata acara di Salihara bukan untuk umum. Aku lihat wajahnya bete "Nonton di Pejaten Village aja yuk, Mas!" ajakku ceria. "Boleh". Kami pun menaiki angkot menuju Penvil, dan menonton, COLUMBIA. Terhitung sejak kami kenal, baru di malam itu, untuk ketiga kalinya ia memanggil namaku "Vin". UNTUK KETIGA KALINYA. Pukul 12, menonton usai, dan.. "Uangku habis, harus ke ATM dulu" "Ia Mas" tapi ATM tidak kami temukan, jadi kupuutuskan untuk menghentikan taksi, depan SHELL, biar aku nyebrang sendiri, dan dia akan langsung pulang menuju Halim. Jadi ongkosnya pun tidak terlalu mahal. "Nanti aku turunnya depan SHell nya aja Mas, gak perlu muter taksinya" "Oke" Sumpah. respon itu buat aku kesel setengah mati. KEnapa sih dia dingin bagnet, ga ngerti harus berbuat apa sama cewe. Itukan udah jam 12 malam, masa aku jalan ke rumah sendirian! Huh.. "Berhetni sini pak!" katanya.. aku jadi tambah kesal, tapi kukuatkan tubuh untuk turun dan berpikir untuk menghentikan taksi lain untuik sampai ke rumah. "yu~~~!!" "Mas?" aku terkejut begitu tahu, ia membayar taksi dan ikut trun denganku "Kok turun? Aku bisa jalan sendiri" "Tenang aja!" dia menyebrang sendiri, sedang aku masih sibuk dengan pikiranku.! UNTUK KALI PERTAMANYA, IA MEMBUKTIKAN TALK LESS DO MORE. Dia antarkan aku hingga depan rumah, dan langsung berlalu lagi.
Minggu ketiga, kami memutuskan untuk bertemu di central Park, bersama teteh juga. Untuk memanfaatkan voucher nonton di Blitz yg kumiliki. JAM TUJUH HINGGA JAM SEMBILAN AKU MENUNGGUNYA. Nonton, makan di Jalan Sabang, lalu ia mengantarkanku ke rumah, rasanya menjadi malam yang biasa. Dan pada malam itu, untuk KEEMPAT KALINYA ia memanggil namaku, Vina. ^^
Hari minggu di minggu ketiga kami berjumpa itu, ia mengajakku ke TMII. "Jam 8 tepat di PGC ya" "Yakin? Jangan ngaret ya, Mas" "ia" dan jam delapan tepat aku sudah sampai di PGC. Dan kalian pasti bisa tebak ia datang jam berapa, JAM SETENGAH SEMBILAN. Aku marah, karena setiap kali aku meneleponnya, ia tidak mengangkatnya. Bahkan handphone nya dimatikan. Aku merasa dipermainkan. AKu benci dengannya. Aku sudah merangkai jutaan kata untuk hal yang akan aku sampaikan padanya. Tak lama, sesosok pria berkaos hijau terlihat menyeberang jalan, dan mencari-cari diriku, ya.. itulah dia. Kuhampiri, dan berkata "Aku udah hampir pulang" "maaf" "Mas, mas seperti tidak menghargaiku. Dalam hubungan pertemanan, atau apapun, harus saling menghargai, jika tidak .. ya hubungan itu tidak akan berhasil" "ia, maaf" HANYA KATA MAAF yang ia lontarkan.! Tidak ada permohonan, ataupun tawaran dari nya untuk mendapat maaf dariku.! Kami tetap berjalan, dan coba melupakan keterlambatannya tadi. well, ada satu hal yang buat aku sedikit semriwing.. Rumahnya kan di Halim, deket gitu sama TMII. Tapi pas pulang, ia nganterin aku dulu ke mampang, ngajak ngopi bareng, dan barulah ia pulang. ! Mungkin itu hal yang biasa ia lakuin, tapi bagiku, ITU LUAR BIASA. dan untuk kelima klinya ia berhasil memanggilku "Vin" "mas, ini kelima kalinya Mas panggil namaku"
Minggu keempat, aku sibuk dengan urusanku. Dan kami tidak jumpa. Tapi ia mengirimkan pesan bertuliskan "lancar?" "Masih FIM" dan lainnya.
Minggu kelima, kami jumpa menonton suatu konser resital gitar di Gedung kesenian Jakarta, dan kalian pasti bisa tebak lagi.Bahwa ia datang terlambat, DUA PULUH DELAPAN MENIT dari yang kami sepakati. Aku mulai emosi, Dasar lagi ada masalah, dia malah membuat tambah kesal, jadi.. aku kan mencekiknya "Mas telat 28 mnt" kataku jutek "ia" "I'm not in good mood" "ia" "jadi pergi?" "jadi, yu!" DIA TIDAK MEMERHATIKAN MOOD KU SAAT ITU!
"Mas, tadinya aku udah mau pergi, tapi gak tega liat muka mas. Jadi .. aku gak jadi.. Ini namanya aku kasian!" "ia kasian" responnya datar. "Yaudah di Halte depan berhetni aja!" aku pikir ia marah tapi.. "Kita naik taksi aja.. gak akan keburu naik bis" Zzzzz.. ggrrrrr.. rasanya aku mau teriaaak dekat dengan pria mati rasa kaya dia.! Pertunjukan pun dimulai, makan di menteng, duduk di taman menteng, dan bercerita banyak hal menjadi momen yang menyenangkan untukku . Terlepas bersamanya atau tidak, tapi yang jlas, aku bahagia karena disaat kalut seperti itu, ada seseorang yang menemaniku.. bahkan ia bertanya "Ada masalah lain sampe buat kamu bete?" aku tersenyum.. setidaknya, itu menunjuukkan sedikit perhatiannya. Malam itu, malam dimana aku bisa memutuskan mau makan apa, dimana, dan.. bla..bla.. bukan dia lg. "Ke bandung yu mas!!" "Ayu.." dia berdiri, menghentikan taksi, "halim Pak" .. dan kami ke kartika candra. tapi karena travel sudah penuh, ia pun memutuskan untuk ke Kampung Rambutan dan naik bis ke Bandung. Ia duduk tepat di sebelah ku, dan.. tidak menjagaku sih. . biasa aja, tapi,, ya.. duduk biasa. NOTHING SPECIAL. Begitu sampai Bandung, ia panggil taksi GR, mengantarkanku ke rumah. Aku pun tidur, dan ketika buka HP, pukul setengah 6 ada pesan darinya "Boleh masuk?"
Tuhan, dia ini beda. Cuek banget.. bikin pengen maraaah mellulu.. Tapi, belakangan, dia jadi jauh lebih baik, suka ngirim pesan. Nanyain kabar, nanyain pendapat, dan lebih menghargai keberadaanku. Apakah ia mulai menyukaiku, Tuhan? Kalo aku, tidak boleh kan menyukainya? Soalnya, dia sendiri yang udah bilang kalo mau berteman ja sama aku! Jadi, daripada aku yang sedih nanti, mending aku halau hati ini untuk punya rasa sama dia. Ia kan, Tuhan?
Hm.. aku punya no. Hpnya, tapi ya.. sebatas gitu aja. Gengsi untuk sms duluan jauh lebih besar ketimbang rasa pengen sms! jadi, ya... gak sms.! Tapi entah gimana ceritanya, ajakannya utnuk menonton sebuah pertunjukan di Taman Ismail Marzuki tiga minggu yang lalu itu, menjadi awal kami memulai pertemanan.
Perjumpaan itu, bermula ketika DIA MEMUTUSKAN untuk bertemu denganku di Gramedia Matraman pukul lima sore, dan AKU DATANG! Padahal itu kan jauh.. tapi entahlah.. kenapa aku datang juga aku gak tahu. Penantian akan dirinya pun terjadi, buku demi buku kupandang, sambil kupertimbangkan untuk dibeli. Aku tidak mau sms dirinya kala itu, gengsi lagi-lagi menjadi prioritas utama. Tapi, tiga puluh menit bukan waktu yang sebentar untukku menunggunya. Dengan berat hati, aku mengirimkan pesan dan ,, pukul enam ia pun datang! ENAM PULUH MENIT PERTAMA ia membuatku menunggu. "Lama ya nunggunya?" "Lumayan dari jam lima, Mas!" diam, ia tidak mengatakan apa-apa lagi, tapi langsung mencari-cari buku! "Naik apa ke TIM?" tanyanya "aku gak tau" jawabku singkat. Ia hentikan dengan sigap bajaj BBG, dan memintaku untuk naik.. perjlanan hingga ke TIM pun dimulai. Aku dan dia, masih kaku . Tak banyak hal yang kami bicarakan. Tapi selalu ada hal-hal baru yang kuketahui darinya. MENAIKI BAJAJ BBG PERTAMA KALINYA adalah pengalaman penting bagiku, dan pertanyaannya adalah "Kenapa harus sama dia?" huh.. bukankah sesuatu yang indah akan sulit dilupakan? Dan aku malas saja kalau harus kesulitan melupakannya. Pukul sebelas, pertunjukan usai. Dan, "Naik taksi aja yuk!" "BLOK M YA PA!" katanya pada supir taksi. Untuk kedua kalinya dia bahkan tidak menanyakan pendapatku. Blok M ttup, dan kami pun langsung melaju ke seven-eleven mampang. Pukul 1.15 pagi,a ku antarkan ia ke travel. PERTEMUAN 1 BERAKHIR.
Minggu selanjutnya, kami memutuskan utk pergi ke salihara, hanya saja..untuk kali ini, ia yang kubiarkan menunggu beberapa menit di seven eleven Mampang. "Ke pameran kelautan dulu ya di JCC" untuk KETIGA KALINYA IA TIDAK MEMINTA PENDAPATKU. "oke". Setelah nafsu pamerannya tersalurkan, salihara menjadi tempat terakhir kami akan menikmati malam. Tapi ternyata acara di Salihara bukan untuk umum. Aku lihat wajahnya bete "Nonton di Pejaten Village aja yuk, Mas!" ajakku ceria. "Boleh". Kami pun menaiki angkot menuju Penvil, dan menonton, COLUMBIA. Terhitung sejak kami kenal, baru di malam itu, untuk ketiga kalinya ia memanggil namaku "Vin". UNTUK KETIGA KALINYA. Pukul 12, menonton usai, dan.. "Uangku habis, harus ke ATM dulu" "Ia Mas" tapi ATM tidak kami temukan, jadi kupuutuskan untuk menghentikan taksi, depan SHELL, biar aku nyebrang sendiri, dan dia akan langsung pulang menuju Halim. Jadi ongkosnya pun tidak terlalu mahal. "Nanti aku turunnya depan SHell nya aja Mas, gak perlu muter taksinya" "Oke" Sumpah. respon itu buat aku kesel setengah mati. KEnapa sih dia dingin bagnet, ga ngerti harus berbuat apa sama cewe. Itukan udah jam 12 malam, masa aku jalan ke rumah sendirian! Huh.. "Berhetni sini pak!" katanya.. aku jadi tambah kesal, tapi kukuatkan tubuh untuk turun dan berpikir untuk menghentikan taksi lain untuik sampai ke rumah. "yu~~~!!" "Mas?" aku terkejut begitu tahu, ia membayar taksi dan ikut trun denganku "Kok turun? Aku bisa jalan sendiri" "Tenang aja!" dia menyebrang sendiri, sedang aku masih sibuk dengan pikiranku.! UNTUK KALI PERTAMANYA, IA MEMBUKTIKAN TALK LESS DO MORE. Dia antarkan aku hingga depan rumah, dan langsung berlalu lagi.
Minggu ketiga, kami memutuskan untuk bertemu di central Park, bersama teteh juga. Untuk memanfaatkan voucher nonton di Blitz yg kumiliki. JAM TUJUH HINGGA JAM SEMBILAN AKU MENUNGGUNYA. Nonton, makan di Jalan Sabang, lalu ia mengantarkanku ke rumah, rasanya menjadi malam yang biasa. Dan pada malam itu, untuk KEEMPAT KALINYA ia memanggil namaku, Vina. ^^
Hari minggu di minggu ketiga kami berjumpa itu, ia mengajakku ke TMII. "Jam 8 tepat di PGC ya" "Yakin? Jangan ngaret ya, Mas" "ia" dan jam delapan tepat aku sudah sampai di PGC. Dan kalian pasti bisa tebak ia datang jam berapa, JAM SETENGAH SEMBILAN. Aku marah, karena setiap kali aku meneleponnya, ia tidak mengangkatnya. Bahkan handphone nya dimatikan. Aku merasa dipermainkan. AKu benci dengannya. Aku sudah merangkai jutaan kata untuk hal yang akan aku sampaikan padanya. Tak lama, sesosok pria berkaos hijau terlihat menyeberang jalan, dan mencari-cari diriku, ya.. itulah dia. Kuhampiri, dan berkata "Aku udah hampir pulang" "maaf" "Mas, mas seperti tidak menghargaiku. Dalam hubungan pertemanan, atau apapun, harus saling menghargai, jika tidak .. ya hubungan itu tidak akan berhasil" "ia, maaf" HANYA KATA MAAF yang ia lontarkan.! Tidak ada permohonan, ataupun tawaran dari nya untuk mendapat maaf dariku.! Kami tetap berjalan, dan coba melupakan keterlambatannya tadi. well, ada satu hal yang buat aku sedikit semriwing.. Rumahnya kan di Halim, deket gitu sama TMII. Tapi pas pulang, ia nganterin aku dulu ke mampang, ngajak ngopi bareng, dan barulah ia pulang. ! Mungkin itu hal yang biasa ia lakuin, tapi bagiku, ITU LUAR BIASA. dan untuk kelima klinya ia berhasil memanggilku "Vin" "mas, ini kelima kalinya Mas panggil namaku"
Minggu keempat, aku sibuk dengan urusanku. Dan kami tidak jumpa. Tapi ia mengirimkan pesan bertuliskan "lancar?" "Masih FIM" dan lainnya.
Minggu kelima, kami jumpa menonton suatu konser resital gitar di Gedung kesenian Jakarta, dan kalian pasti bisa tebak lagi.Bahwa ia datang terlambat, DUA PULUH DELAPAN MENIT dari yang kami sepakati. Aku mulai emosi, Dasar lagi ada masalah, dia malah membuat tambah kesal, jadi.. aku kan mencekiknya "Mas telat 28 mnt" kataku jutek "ia" "I'm not in good mood" "ia" "jadi pergi?" "jadi, yu!" DIA TIDAK MEMERHATIKAN MOOD KU SAAT ITU!
"Mas, tadinya aku udah mau pergi, tapi gak tega liat muka mas. Jadi .. aku gak jadi.. Ini namanya aku kasian!" "ia kasian" responnya datar. "Yaudah di Halte depan berhetni aja!" aku pikir ia marah tapi.. "Kita naik taksi aja.. gak akan keburu naik bis" Zzzzz.. ggrrrrr.. rasanya aku mau teriaaak dekat dengan pria mati rasa kaya dia.! Pertunjukan pun dimulai, makan di menteng, duduk di taman menteng, dan bercerita banyak hal menjadi momen yang menyenangkan untukku . Terlepas bersamanya atau tidak, tapi yang jlas, aku bahagia karena disaat kalut seperti itu, ada seseorang yang menemaniku.. bahkan ia bertanya "Ada masalah lain sampe buat kamu bete?" aku tersenyum.. setidaknya, itu menunjuukkan sedikit perhatiannya. Malam itu, malam dimana aku bisa memutuskan mau makan apa, dimana, dan.. bla..bla.. bukan dia lg. "Ke bandung yu mas!!" "Ayu.." dia berdiri, menghentikan taksi, "halim Pak" .. dan kami ke kartika candra. tapi karena travel sudah penuh, ia pun memutuskan untuk ke Kampung Rambutan dan naik bis ke Bandung. Ia duduk tepat di sebelah ku, dan.. tidak menjagaku sih. . biasa aja, tapi,, ya.. duduk biasa. NOTHING SPECIAL. Begitu sampai Bandung, ia panggil taksi GR, mengantarkanku ke rumah. Aku pun tidur, dan ketika buka HP, pukul setengah 6 ada pesan darinya "Boleh masuk?"
Tuhan, dia ini beda. Cuek banget.. bikin pengen maraaah mellulu.. Tapi, belakangan, dia jadi jauh lebih baik, suka ngirim pesan. Nanyain kabar, nanyain pendapat, dan lebih menghargai keberadaanku. Apakah ia mulai menyukaiku, Tuhan? Kalo aku, tidak boleh kan menyukainya? Soalnya, dia sendiri yang udah bilang kalo mau berteman ja sama aku! Jadi, daripada aku yang sedih nanti, mending aku halau hati ini untuk punya rasa sama dia. Ia kan, Tuhan?
No comments:
Post a Comment