Duduk di tangga dengan seorang rekan perempuan satu rumah, sebut saja.. namanya Asseu.. ya.. memang itu namanya :P di siang itu, dimulai dengan pembicaraan tentang kehidupan. Asseu bilang kalau sesama manusia sering berlakunya sebuah istilah kalau dalam bahasa jawa disebut
sawang-senawang
Istilah itu berarti bahwa A yang merasa kalau hidup B itu bahagia-bahagia saja, dan begitu juga dengan B, yang merasa hidup A bahagia sekali. Padahal, semuanya ada masalahnya masing-masing, ya.. tergantung bagaiman
a kita melihatnya toh, sebagai masalahkah, atau tantangan. Derita orang miskin, mungkin kelaparan dan tidak punya uang, beli ini dan itu sulit.. dan selainnya. Dan ketika si Miskin melihat si Kaya, batinnya pun bergeretak "Enak banget ya hidup orang kaya, mau ini itu tinggal keluarin kartu kredit dan...bla..bla..bla..".
Dan si Kaya pun tidak hidup bebas tanpa
masalahnya, bisa jadi hartanya memang banyak, tapi bagaimana dengan keluarga yang tidak harmonis, adik atau kaka atau diri sendiri yang sakit-sakitan, itu masalah toh? dan akhirnya si Kaya pun bilang "Enak ya.. si Miskin, dia gak da beban hidup kaya aku"
Siapa yang tahu coba masalah masing-masing orang.. kadang aku dan mungkin kamu ngeliat orang itu yaa.. cuma "package" nya aja.. ^^ dan sangat dsayangkan, karena ternyata itu bentuk kurang bersyukuran pada karunia Tuhan Yang Maha Esa.
Dan itu yang terjadi ketik
a seorang kawan berkata "kamu enak y
a, bisa sesemangat itu. Aku, hidup segan mati aja tak mau! Hidupku tidak bergairah" Kata seorang kawan sambil mengatakan bahwa dirinya tidak komit pada komunitas teater kami. Dia tidak tahu kan bahwa sebenarnya jauh di dalam lubuk hati saya, ingin sekali ikut latian teater lagi dan meninggalkan pekerjaan ini. Tapi, sekarang kan sudah beda, tanggungjawab saya bukan hanya pada diri saya, tapi pada keluarga tercinta. Itu.. itu tujuan hidup saya, yang kerap kali menjadi motivasi utama kalo-kalo saya merasa malas atau hidup segan mati pun tak mau.
Hm.. saya semangat kuliah, bekerja, dan "bermain". Ka, bukan berarti saya ini tidak punya masalah loh ^^ saya juga pemalas kok, kadan
g terbangun pukul 9 pagi, alhasil, subuh pun dilakukan pukul sembilan lewat dua menit, karena harus sekali wudu dulu kan ^^? Tapi yaa.. setiap kali lagi si malas datang, saya pun.. hm.. coba memutar otak sedikit, dan mengingat-ingat kapan terakhir kali kita melakukan hal yang kita senangi, atau kapan terakhir kali kita mencoba menyenangi apa yang sedang kita senangi. Brahm dalam buku Cacing dan Kotoran Kesayangannya di cerita kedua berkata "Apapun yang mengganggumu jangan coba memusnahkannya, tapi belajarlah darinya" ketika ingat bahwa kita harus belajar, ya.. berarti belajar juga dari hal-hal yang tengah "mengganggu" kita sekarang. Dengan begitu, hidup kita ada tujuan toh. Atau, saya pasti akan coba untuk apa yang orang bijak pernah sampaikan:
Melepas dengan membuang semua hal yang tidak penting
Melepas dengan membuat diri sendiri senang ada di keadaan itu
Melepas dengan memberi tanpa berharap untuk kembali
(Brahm, Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2)
Ya.. karena saya ini bukan dewa atau Nabi, sejauh ini sih saya baru merasa bisa melakukan hal yang pertama dan kedua ^^ Tapi saya sedang belajar untuk yang ketiga kok. Dan itu sejauh ini masih terasa menyenangkan.
Dan ketika penat bener-bener udah datang, ya.. saya sih suka sesekali nyoba untuk bermeditasi, terdiam, melihat sekeliling, tanpa berpikirkan apapun, coba untuk menenangkan hati. Masih dari Brahm dengan buku yang sama, kutipan kalimat yang saya anggap penting bahwa bukan hanya hal negatif yang harus dihilangkan dari pikiran namun juga pemikiran yang positif, karena kebanyakan berpikir, bisa membuat kedamaian hidup kita berkurang. Well saya setuju dengan hal itu, namun.. penghilangan pemikiran itu, jangan tiap hari juga ya. ^^ sesekali waktu aja, ketika kita merasa jenuh, bosan dan tidak berguna ^^.
Tapi yang sebenernya.. dari semua cara itu, ada satu cara penting ngilangin kepenatan hidup, dan yang satu ini gak boleh dilupain, atau ditinggalin, yaitu.. Jeng.. Jeng..
Dekatkan diri sama
Allah
Saya selalu bilang semua yang saya rasain sama Allah, saya juga selalu tanya hal-hal yang samar dipandang, dan.. saya pun selalu menangis sama Allah. Kenapa Allah? karena Allah selalu ada dan siap mendengarkan curahan hati umat Nya. Kan Allah udah tahu kalo kita ini bukan apa-apa, yang gak punya apa-apa, jadi Allah pasti akan mendengarkan dan memaklumi semua keluhan kita. Hm.. buat orang-orang yang rasional, saya akan coba untuk menganalogikan kenapa dekat dengan Allah bisa bikin tenang. Sama kaya, kalo kita (atau saya aja lah ya) lagi ada masalah, maka Mama dan Bapak saya yang jadi tempat terakhir a
tau pertama untuk menenangkan diri. Kenapa bisa tenang, ya.. ka
rena Mama dan Bapak lah yang ngerawat saya dr kecil, jadi.. ya mereka udah tau saya banget gitu.. apalagi ketika curhat sama Allah, wong Allah yang nyiptain saya kok, jadi pasti udah tau banget tentang saya.
jadi sebenernya, perasaan "hidup segan mati tak mau" tuh harus diilangin sama diri kita sendiri dengan bantuan energi positif internal yang terus nanti bisa na
rik energi-energi positif eksternal. Gals, ini hidup kita, kita yang ngatur semuanya.. tapi tentu dan pastinya butuh campur tangan Allah swt dan keluarga
serta orang-orang terdekat di dalamnya supaya berjalan sesuai Ridho Nya.

No comments:
Post a Comment