Haiiii semuaaa!!! Udah lama ya gue gak posting blog! Kangen deeeeh..
Hm.. kenapa ya gak posting-posting,
Hm.. sibuk kali ya, gak juga sih.
Hm.. cuma, belum menyempatkan aja untuk posting blog ditengah persiapan pementasan Lakon Samudra Masih Biru @kafha @paramadina, dan proses penyusunan skripsi yang memakan 3/4 bagian otak untuk berpikir tentangnya.
Syukurlah, sekarang ada banyak waktu luang, dan bahkan sampe kebingungan hari ini mau diisi apaan, secara.. ngurusin LPJ keuangan pementasan Lakon Samudra Masih Biru, udah selesai. Skripsi, lagi nunggu data-data dari BNI, dan hm.. apalagi yaaa.. beres-beres kamar, udah. Perawatan, juga udah. Ceyuus.. mau ngapain dong!!!! *berpikir keras*
Mata gue kemudian tertuju pada seorang anak laki-laki berusia sekitar empat tahunan. Berbaju putih dengan lengan hitam, celana jeans pendek selutut, sepatu hitam mengkilat, dengan ransel merah kulit di punggungnya. JUSTKID - everyone called him by the name. Yah.. lucu ya.. anak itu. TUNGGU! Gue kan gak suka anak kecil, ya emang gak suka, TAPI Justkid itu lucu! *konflik batin* dan berujung pada kesimpulan 'Gue emang belum suka anak kecil, tapi kalo justkid, sukaaa banget deeh.. ganteng sih apalagi Bapaknya #eh?? :P'.
Meskipun gue belum sepenuhnya menyukai anak kecil, bahkan kadang merasa takut kalo ada mereka, tapi.. kalo udah punya sendiri, asik kali ya.. bisa ada mainan, dan... hm.. mungkin bikin hidup juga jadi berarti banget, karena ada alasan pasti untuk berjuang. yah..makanya, kadang, gue gak ngerti sama seorang Ibu atau Bapak Ibu atau Bapak aja, yang dengan tega ngebuang atau ngebunuh anaknya sendiri. Yah.. apapun alasannya, itu tetap tidak diterima. Gini.. kalo misalnya lo "berbuat" terus tiba-tiba muncul si owek owek di perut lo, dan lo bilang "Gue masih muda, belum siap punya anak" ya.. seharusnya lo mikir itu sebelum lo membikinnya dong. Nah.. atau.. himpitan ekonomi, kalo gue sih ya.. percaya.. yang ngasih anak kan Tuhan, nah.. Tuhan jugalah yang bakal ngasih anak gue makan melalui gue, bapaknya, dan atau tetangga, lewat apa ajalah. Sederhana gue cuma perlu usaha, dan minta sama Tuhan. Pasti Dia kasih jalan.
Jadi, apapun alasannya.. no excuse!
Iseng-iseng ngisi waktu luang di tengah latian, dan jalan-jalan, gue membaca sebuah novel asik seru cihuy judulnya "AFTER - Setelah Malam Itu'. Novel itu tentang, seorang anak SMP yang membuang anaknya ke tong sampah. ANAK SMP DONG BROW SIST! Tapi, dia ketahuan sama polisi, dan akhirnya dimasukkan ke penjara, dan sedang menghadapi sidang dengan tuduhan percobaan pembunuhan. Dan.. bla.. bla..bla..
Begitu liat halaman belakang buku itu, gue tertarik sama cerita singkat tentang "bayi tong sampah". Dan...
Tahun 1989 - 1998 sebuah penelitian telah dilakukan, yang menyatakan bahwa tingkat kematian bayi di hari pertama hidup (24 jam setelah dilahirkan), lebih tinggi dibandingkan dengan meninggalnya bayi di masa-masa lain (penelitian dilakukan oleh Center For Disease Control and Prevention). Yah.. penelitian itu memang di Amerika sih secara buku yang gue baca dari sana, tapi tetep aja. tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi di Indonesia loh. Para orang Amerika akhirnya menamai kasus tersebut dengan nama "bayi tong sampah". Penelitian tersebut pun berani menyatakan, bahwa angka 45% para orang tua membunuh anaknya di hari pertama, dan itu pun hanya gunung es, pasti masih banyak bayi yang dibuang dan tidak ditemukan, banyak bayi yang tertanam di tong-tong sampah yang tidak pernah diketahui keberadaannya, bayi yang sama sekali belum dikasih nama, dan.. bayi yang tidak diberi kesempatan untuk membahagiakan orang tuanya. SHYT! JAHAT! Tapi, gue nulis ini bukan untuk marah-marah loh! :D
Di Inggris,pembunuhan pada bayi di hari pertama mereka hidup, pada abad pertengahan, menjadi masalah serius dan harus dihentikan. Akhirnya Pemerintah pun membuat suatu undang-undang Stuart Bastard Infanticide Act of 1962. Undang-undang tersebut bertujuan untuk menghukum wanita-wanita yang tidak bermoral dan tidak memiliki kasih sayang sebagai seorang ibu untuk memberikan kesempatan anaknya untuk hidup. Amerika juga sama, bikin undang-undang yang bertujuan untuk menghukum para ibu yang kaya gitu. Tapi ya, tetep aja.. tetep aja banyak laporan tentang sang "bayi tong sampah".
Di Indonesia, well hm.. *googling* ternyata fenomena "bayi tong sampah" juga ada dorongdongdong! Nih.. gue baca artikel disini kalo ada seorang Ibu yang tega membuang anaknya karena hamil di luar nikah. Let's googling other phenomenons of it. Dan.. ketemulah disini , seorang bayi perempuan ditemukan di kebun. Dan.. yang terakhir gue googling dari sini, ibu yang buang bayinya ke sungai karena cape ngurusin. Itu cuma tiga dari sejuta atau ratusan juta kasus "bayi tong sampah" di Indonesia yang berhasil terekspos ke media, pasti masih banyak ibu-ibu yang lolos dari "mata-mata" sampe-sampe tuh bayi gak ketauan dimana dan gimananya.
Tapi gini ya dear pembaca, tanpa bermaksud membenarkan setiap motivasi yang dimiliki para ibu untuk membuang bayinya, *tapi dari tadi gue emang gak setuju kan* teori psikologi menyatakan bahwa, ada yang disebut dengan, penyangkalan. Dimana para ibu itu, melakukan penyangkalan terhadap dirinya yang telah memiliki bayi.
Jadi, membuang bayi itu, bisa jadi respon kilat yang merupakan dampak dari penyangkalan yang dilakukan. Penyangkalan tersebut merupakan bentuk pertahanan diri. Gampangnya, manusia tidak mau mengakui hal yang benar-benar terjadi. Itu cara pikiran untuk mengontrol hal-hal yang tidak menyenangkan sehingga tidak menyebabkan stress sepanjang waktu. 'pertahanan diri terhadap realitas yang menyakitkan'. Dimana realitas yang menyakitkan itu menimbulkan hal-hal buruk lain terjadi, seperti ya.. hm.. misalnya, seorang wanita hamil di luar nikah. Hamil adalah realitas menyakitkannya. Dimulai dari penyangkalan bahwa dirinya telah melakukan hubungan seksual, dan kemudian hamil. Penyangkalan tersebut berjalan terus menerus, hingga akhirnya lahirlah seorang bayi yang dengan spontan, cara untuk mempertahankan diri pun dilakukan dengan membuang atau membunuh bayi itu. Yah.. itu adalah teori untuk menjawab pertnayaan 'kok bisa ya seorang ibu buang anaknya sendiri?'
Tapi apapun itu, tetep aja gak bisa dimaafin. Maksud gue, tetep no excuse untuk kejahatan semacam itu. Lo gak perlu melakukan penyangkalan kalo lo emang gak ngelakuin hal-hal yang masuk ke dalam kategori realitas menyakitkan, Sist. Inget loh.. kalo ngeseks sebelum nikah itu, selain dosa.. juga.. bakal banyak cewek yang dirugiin. Mending gitu yah kalo si cowok mau tanggungjawab, lah ini, kalo habis manis sempah dibuang?
Dear all women in the world.
Gue selalu percaya kalo kita ini, wanita, dilahirkan untuk menjadi makhluk yang menawan dan mempesona,
jadi.. ya.. indah ya kalo tawanan (maksudnya hal yang menawan) dan pesona nya dijaga,
untuk diri sendiri, dan untuk orang yang bener-bener Tuhan siapin untuk jadi pendamping setia hidup kita.
Dan untuk seluruh "bayi tong sampah" yang diketahui dan gak diketahui kemananya..
Kalian bakal tetep jadi bunga wangi dan indah di surga.
*YESS! Ada inspirasi juga untuk nulis :D*
No comments:
Post a Comment