Dear all readers, apa yang terbayangkan di pikiran lo semua begitu baca title posting gue? mengalah? pengorbanan? penerimaan? atau.. apa?
Menurut buku Budd (2005) yang gue baca, ada tiga penyebab konflik antara manajemen perusahaan dan pekerja *secara gue kuliah jurusan SDM, jadi ya.. referensi bukunya ini :P*, itu salah satunya perbedaan tujuan. Menurut pekerja tujuan akan tercapai ketika hak keadilan dan suara pekerja dipenuhi oleh manajemen, tapi menurut manajemen ketika tujuan telah tercapai maka barulah akan mendukung hak keadilan dan suara untuk pekerja oleh manajemen. Nah..secara kan, dari ini aja tuh udah beda.. lah kalo udah beda, kan bisa tuh timbul konflik.
Tapi konflik itu bukan berarti cuma bakal terjadi antara pekerja dan manajemen aja loh. Semua pasti udah tau. Lo sama pacar lo bisa berantem toh? Lo sama keluarga lo, lo sama temen-temen lo, bahkan lo sama diri lo sendiri. Sama, gue juga gitu. Jadi ya, emang konflik bisa terjadi dimana aja dan kapan aja, Gals.
Pernyataannya adalah konflik mungkin gak bisa dibunuh ya, karena gak semua konflik loh berdampak buruk, ada juga yang baik. Konflik yang emang sengaja diciptakan. Tapi, e.. tapi .. kalo konflik emang gak bisa dibunuh, bisa diminimalisir kok. Coba belajar manajemen konflik *:P gue sih lupa lagi*. TOLERANSI. Gue setuju sama satu kata itu tuh, toleransi. Menurut gue, toleransi bisa meredam atau meminimalisir konflik.
Tapi, toleransi itu apa??
Toleransi adalah sikap menerima perbedaan atau mengharamkan diskriminasi pada perbedaan pendapat, pandangan, sikap, dan lain-lain. Cara bagaimana kita menghargai dan menjaga perasaan orang lain. Ya.. nerimo gitu, tapi bukan berarti harus ikut-ikutan.. ya tetep berpegang teguhlah. Nih.. ya nihh.. biar keliatan intelek, gue sisipkan statement dari Jhon Locke.
Menurut John Locke *seorang filosof* menyatakan bahwa instabilitas bukanlah karena kita memiliki lebihd ari satu agama, tapi karena agama yang dominan memaksakan kehendaknya pada agama yang tidak dominan sehingga hal tersebut memancing balasan balik. Gini, kalo contohnya tragedi Poso dan berdasarkan link, ya... yang gue baca kan, keinginan kaum Salibis membentuk suatu kawasan kristen, nah.. berarti itu terjadi pemaksaan dong untuk kaum muslimin. Pemaksaan tersebut menimbulkan feedback yang akhirnya terjadilah kerusuhan. Terlepas dari siapa yang benar dan salah, dan siapa yang mulai yah.. tapi ya tetep, terjadi konflik disini. Toleransi sangat minim.
Atau contoh kekurangan toleransi yang terjadi hm.. misalnya, gue dan si pacal. Nih.. gue pernah berantem dahsyat sama pacal karena dia bonceng cewek lain TANPA SEPENGETAHUAN GUE *curcol* nah.. marah kan tuh gue. Dia cuek, dan gue marah. Kagak nyatu-nyatu dah pokoknya. Teruslah gue marah.. terus marah.. dan dia pun terus lah cuek. Nah.. sekarang gini, coba kalo gue memahami bahwa itu emang pekerjaan si pacal yang harus bonceng cewe, gak akan kan gue berantem sama dia? Alhasil, pasti kami damai-damai aja. Itu karena toleransi gue ke si pacal minim. Gue akui itu. Punya hubungan dengan siapapun, harus bertoleransi toh? kalo engga.. beuh.. jangan harap lo awet punya hubungan sama siapapun, termasuk sama diri lo sendiri.
Toleransi itu kan bukan cuma ngehargain apa yang orang lain pilih atau lakuin loh, tapi juga ngakuin eksistensi kebeebasan orang lain. Ya.. kalo emang lo pengen bebas ngapa-ngapain, ya hargai jugalah kebebasan orang lain. Ia toh? ketika lo gak bisa ngehargain, ya.. lo juga gak punya kebebasan itu sebenarnya.
No comments:
Post a Comment